About “All of Me”

cause all of me loves all of you

Loves your curves and all your edges

All your perfect imperfections

Give your all to me

I’ll give my all to you

Youre my end and my beginning

Even when I’m lose I’m winning

Cause i give you all of me

And you give me all of you..

Penggalan lirik All of Me dari John Legend itu memang kece banget. Sebuah ungkapan cinta yang tulus dari seseorang kepada pasangannya. Cinta yang tak banyak menuntut, tetapi menerima apa adanya. Karena tiada yang sempurna, cinta itu memang sejatinya menerima ketidaksempurnaan dengan sempurna.

Tak jarang saya mendengar tentang sebuah hubungan rumit antara pria dan wanita. Bukan karena salah satunya salah dan yang lainnya benar, tetapi itu karena keduanya tak saling memahami sudut pandang masing-masing.

Ibarat uang koin yang memiliki dua sisi, manusia pun memiliki dua sisi yang berbeda. Sering kali, kita hanya terpaku pada sisi baiknya saja, sementara sisi lainnya kerap terabaikan. Kita hanya mau menerima kelebihannya, sedangkan kekurangannya kita campakkan.

Saya jadi ingat cerita seorang teman yang mengeluhkan hubungannya dengan istrinya. Teman saya merasa sudah bekerja keras untuk keluarganya. Namun, di saat pulang, ia tak mendapatkan perlakuan yang diharapkan dari istrinya. Padahal, ia ingin ketika pulang, istrinya menyambutnya dengan senyuman manis yang bisa melupakan kelelahannya selama bekerja seharian.

Di sisi lain, sang istri mungkin saja merasa kesal lantaran suaminya itu pulang larut malam tanpa memberi kabar. Padahal, dia ingin sekali berbagi cerita dengan suaminya setelah seharian di rumah mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga. Sudah pasti, jenuh dan malas menyelimutinya sepanjang hari. Namun, di saat suaminya pulang larut malam, sang istri merasa suaminya itu tak punya waktu untuknya. Sebab, pasti suaminya itu kelelahan dan harus segera beristirahat.

Jika diperhatikan, tak ada yang salah dengan keduanya. Kondisi sang suami bisa dimengerti seperti halnya si istri. Namun, letak kesalahannya ada pada ego keduanya yang saling ditonjolkan. Sang suami ingin agar istrinya bisa memahaminya. Begitu pun sang istri yang ingin agar suaminya bisa mengerti keadaannya.

Jika saja kedua pihak bisa saling mengalah, tentu akan berbeda ceritanya. Misalnya saja, si suami langsung memberikan senyuman hangat pada istrinya ketika pulang tanpa harus menunggu istrinya tersenyum lebih dulu. Sang istri pun akan merasa lebih dihargai. Lalu, dia dengan senang hati membuatkan teh manis hangat untuk suaminya. Sang suami merasa lega karena perlakuan istrinya cukup menenangkan dirinya. Lalu, keduanya pun larut dalam obrolan ringan yang ternyata menumbuhkan rasa cinta dan sayang di antara keduanya… hingga larut malam.

Memang mudah untuk diucapkan, tetapi mungkin sangat sulit untuk dilakukan. Namun, sikap mengalah untuk menang memang harus ditanamkan demi terciptanya sebuah hubungan yang harmonis. Seperti kata John Legend, even when I’m lose I’m winning, cause I give you all of me, and you give me all of you..

ceps

One thought on “About “All of Me”

  1. Itulah betapa pentingnya menghidupkan sunnah dalam keluarga, coba kalau keduanya qona’ah.. Istrinya sllu ingin menyenangkan suami, yg teduh jika dipandang.. suaminya pun faham lelaki yg baik adalah yg plng baik pd istrinya.
    Ahhhh shaleh/ah itu yg paling utama, mari menghebatkan diri saja 😀

Leave a comment