Indahnya Taaruf

Kamu cantik sekali sore itu. Wajahmu cerah meski langit tertutup awan mendung. Senyummu mengembang, indah sekali. Balutan jilbab ungu semakin memancarkan pesonamu dari dalam. Untuk pertama kalinya, kala itu kita berjumpa. Hatiku berbunga-bunga. Ah, lebay memang, tapi begitulah adanya.

Meski didampingi mahram masing-masing, pertemuan itu terasa begitu menyenangkan. Sebab, itu membuat kita bisa menjaga diri dengan tetap membangun kedekatan. Sesekali aku menatapmu, begitu pun dirimu. Ketika pandangan kita beradu, kamu tersipu malu, seperti halnya diriku.

Kamu tak banyak bertanya soal kepribadianku. Entah karena kau yakin diriku bisa membuatmu nyaman, atau karena canggung sebab baru pertama berjumpa. Aku tak bisa menerka-nerka, apalagi berspekulasi. Aku pun begitu. Tak banyak yang kupertanyakan padamu. Hingga kita lebih banyak diam, meski kuyakin, hati kita saling berbicara.

Aku memang bukan orang baik, apalagi saleh. Tapi, aku terus berusaha untuk menjadi diriku yang lebih baik dari sebelumnya. Aku pun akan berusaha untuk menjadi imam yang baik bagi istriku kelak. Itulah jawabanku saat kau tanya soal komitmen. Entah kau bisa menerimanya atau tidak.

Seperti diriku, kamu pun bukan pribadi yang sempurna. Itu juga yang kaupertegas dan kauminta aku untuk mempertimbangkannya. Kamu tahu, bagiku kesempurnaan itu bukanlah tanpa cacat. Namun, kesempurnaan itu ketika kita bisa menerima ketidaksempurnaan dengan sempurna.

Angin berembus pelan ketika matahari sudah mulai kembali ke peraduannya. Sebagian orang masih sibuk di jalanan dengan berbagai aktivitasnya. Sebagian lagi bersiap memenuhi panggilan-Nya dan menunaikan kewajibannya sebagai hamba.

Pertemuan itu memang begitu singkat, tapi meninggalkan kesan yang mendalam. Setidaknya, aku memahami, pertemuan itu memuliakan kita sebagai manusia. Mencoba membuka jalan untuk menyatukan dua makhluk dengan jenis yang berbeda tapi saling membutuhkan. Tidak mengobral janji dan harapan palsu, tapi mencoba membangun komitmen pasti. Tidak mencoba mencuri hati, melainkan berusaha memasangkan hati yang sama-sama tunduk pada-Nya. Semoga…

Leave a comment